Selasa, 02 Juni 2015

Landasan Filosofis dan Pendidikan



LANDASAN FILOSOFIS DAN PENDIDIKAN

A.    Pengertian Landasan Filosofis dan Pendidikan
Landasan merupakan suatu alas atau dasar pijakan dari suatu hal, suatu titik tumpu atau titik tolak dari suatu hal, atau suatu fundasi tempat berdirinya suatu hal. Berdasarkan sifat wujudnya ada dua jenis landasan, yaitu landasan yang bersifat material (contohnya berupa landasan pacu pesawat terbang dan fundasi bangunan gedung). landasan bersifat konseptual (contohnya antara lain berupa dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan pendidikan, dsb ). Maka dari itu landasan pendidikan tergolong ke dalam jenis landasan yang bersifat konseptual.
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Landasan filosofis adalah landasan yanng berdasarkan atau bersifat filsafat. Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran. Masing-masing filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan obyek telaahan akan berbeda selaras dengan cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik bersifat fisik dan mental, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai alirannya. 
Sekedar tinjauan sejarah ide-ide filsafat pendidikan antara lain tersimpul di dalam pandangan: 
         1. Teori (Hukum) Empirisme  
                  Ajaran filsafat ini terkenal sebagai teori tabula-rasa yang dipelopori oleh John Lockk (1632-1704) mengatakan bahwa perkembangan ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama pendidikan. John Lockke berkesimpulan bahwa tiap individu lahir sebagai kertas-putih dan lingkungan itulah yang menulisi putih itu. Bagi John Lockke faktor pengalaman yang berasal dari lingkungan itulah yang menentukan pribadi seseorang.         
                 2. Teori (hukum) Nativisme
     Ajaran ini dapat digolongkan dengan filsafat idealisme, ajaran nativisme dapat dianggap aliran pesimistis karena menerima kepribadian sebagaimana adanya, tanpa kepercayaan adanya nilai-nilai pendidikan untuk merubah kepribadian.
                           3. Teori (hukum) konvergensi
      Bagaimanapun kuatnya alasan kedua alliran pandangan di atas, namun keduanya kurang realistis. Suatu kenyataan bahwa potensi hereditas yang baik saja, tanpa pengaruh lingkungan (pendidikan) yang positif dan maksimal, tidak akan menghasilkan kepribadian ideal tanpa potensi hereditas yang baik.
1.      Definisi Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan nuntuk mencapainya. Filsafat juga dapat didefinisikan sebagai kaidah filosof dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju tabiat manusia.Menurut Imam Barnadib filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis filosof terhadap pendidikan.
Jadi kesimpulannya, bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
2.      Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Ruang lingkup filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusia yang komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik material konkret maupun nonmaterial (abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak terbatas. Secara makro, apa yang menjadi objek pemikiran filsafat, yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsapat pendidikan. Sedangkan secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:
      Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education).
1. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the nature of man). 
2. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
3. Merumuskan secara hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, teori dan pendidikan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat negara ((ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan).
 5. Merumuskan sistem-sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
     pendidikan.
Dari uraian di atas, diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan yang baik dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang di cita-citakan.
3.      Aliran-Aliran dalam Filsafat Pendidikan
Aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia ini adalah :
a.       Idealisme
Idealisme menegaskan bahwa hakekat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolut dan abadi.
b.      Realisme
Realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah gambaran yang baik dan benar.
c.       Perenialiasme dan Esensialisme
Yakni keduanya membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok (subject centered), perbedaannya ialah perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan yaitu pengetahuan yang benar (truth), keindahan (beauty), kecintaan kepada kebaikan (goodness).
Prinsip pendidikan antara lain :
                         ·           Konsep pendidikan itu bersifat abadi karena hakekat manusia tidak pernah berubah.
                         ·           Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhusuan maklum manusia yang unik, yaitu
                       kemampuan berpikir.
                         ·           Tujuan belajar adalah mengenai kebenaran abadi dan universal.
                         ·            Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.
                         ·            Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subject).
d.      Pragmatisme dan progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
e.       Rekonstruksinisme
Rekonstruksinisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah atau lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. 
4.      Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Pandangan filsafat pendidikan sama perananya dengan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat. Sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusia serta masyarakat terutama di indonesia dilandasi oleh filsafat yang dianut bangsa indonesia dilandasi oleh filsafat yang diatur bangsa indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik,  sumber dari agama yang menjadi muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
               1.  Filsafat mempunyai objek lebih luas sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan    objeknyaa terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja,
                   2.  Filsafat hendak memberikan pengetahuan pendidikan atau pemahaman yang lebih               mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam,
                3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya,
           4. Lapangan filsaat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut       pandangannya berlainan.
Dalam menerapkan filsafat pendidikan seorang guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada masalah pendidikan pada umumnya serta bagaimana masalah itu yang menganggu di sekoalah yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurikulum,organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik mengharapkan dari ahli filsafat pendidikan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen, dirinya literatur pendidikan terutama dalam kontroversi pendidikan, sistem-sistem kompetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan: bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijaksaan dan kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya  jawab dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidikan. Oleh karena bersifat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakikatnya adalah penerapan lapangan pendidikan.


Mata Kuliah    : Pembelajaran PKN di SD
Dosen              : Dirgantara Wicaksono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar