PERKEMBANGAN
MANUSIA
(Human
Development)
A.
Definisi
Perkembangan
Perkembangan
manusia tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhannya. Pertumbuhan adalah sesuatu
yang menyangkut materi jasmaniah. Menurut Robert E. Slavin (2008) istilah
perkembangan merujuk pada bagaimana orang tumbuh menyesuaikan diri, dan
perubahan sepanjang perjalanan hidup mereka melalui perkembangan fisik,
perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional, perkembangan kognitif
serta perkembangan bahasa. Menurut Akhmad Sudrajat mengemukakan perkembangan
dapat diartikan sebagai perubahan sistematis, progresif, berkesinambungan dalam
diri individu sejak lahir hingga akhir hayat menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya. Secara sederhana Chaplin (2002) mendefinisikan perkembangan
sebagai berikut : (1) perubahan berkesinambungan
dan progresif dari lahir hingga mati, (2) adanya pertumbuhan, (3) perubahan
dalam bentuk dan dalam integrasi dari jasmani ke fungsional, (4) kedewasaan
atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
B.
Teori-teori
Perkembangan
1.
Teori
Awal : Preformasionisme (John Locke dan JJ. Rousseau)
Dalam teori
Preformasionisme berangkat dari pandangan bahwa anak-anak sebagai makhluk yang
berbentuk utuh, sebuah miniature orang dewasa.
J.J. Rousseau, membagi
5 tahapan perkembangan, fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia yaitu, (1) Masa
Bayi (usia 0-2 tahun), bayi
mengalami dunia langsung lewat inderanya. Mereka tidak mengetahui idea tau
pemikiran apapun, mereka hanya sekedar merasakan rasa enak dan rasa tidak enak,
meski demikian bayi sangat aktif, penuh rasa ingin tahudan cepat sekali
belajar. Dalam masa ini bayi-bayi mulai mendapatkan sebuah bahasa, mengenal
tentang rasa : keras, lembut, panas, dingin dan sebagainya. (2) Masa Anak-anak (usia 2-12 tahun), anak mulai
mendapatkansebuah independensi baru, bisa berjalan, makan berjalan dan berlari
sendiri, dan ini dilakukan dengan cara mereka sendiri. Selama tahapan ini
terikat pada gerakan tubuh dan indera. Pikiran ditahan ini secara ekstrim masih
melekat kepada hal-hal yang kongkrit. (3) Masa Kanak-kanak Akhir (usia 12-15 tahun), tahap ini adalah
masa transisi antara kanak-kanak dan dewasa, anak-anak memperoleh sebagian
besar kekuatan fisik dan membuat kemajuan yang substansial pada ranah kognitif.
Mereka belum mampu memikirkan persoalan yang murni teoritis dan verbal. Karena
itu latihan kognitif yang terbaik bagi mereka adalah mengerjakan tugas-tugas
kongkrit. (4) Masa Dewasa (usia 15-20 tahun), adalah masa dimana anak
sepenuhnya menjadi makhluk sosial, dimulai dari pubertas. Dalam fase ini sering
mengalami ketegangan dalam jiwa, (5) Masa Pematangan (setelah umur 20 tahun)
dalam tahap ini, perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Pada tahap ini individu
mulai dapat membedakan adanya tiga macam
tujuan hidup pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan
kelompok, atau pemuasaan keinginan masyarakat.
2.
Teori
Pendewasaan/Kematangan (Gesell)
Gesell merupakan
orang yang pertama kali dikenal dalam mengembangkan tes kecerdasa bayi,
pertumbuhan dan perkembangan anak. Prinsip-prinsip perkembangan dapat
dikelompokkan menjadi tiga wilayah, yaitu (a) Jalinan Timbal Balik, yaitu
manusia dibangun di atas dasar yang bersifat bilateral dan mencirikan
perkembangan kepribadian. (b) Asimetri Fungsioanal, merupakan penyeimbang
dualisme sifat manusia, namun jarang diperoleh keseimbangan sempurna atau
simetris. (c) Pengaturan Diri, yaitu kemampuan mengatur perkembangannya
sendiri.
3.
Teori
Etologis (Charles Darwin)
Pada esensinya
teori Darwin mengacu pada sebauh spesies dan seleksi alam. Bahwa seleksi alam
diaplikasikan bukan hanya pasa sifat-sifat fisik namun juga beragam jenis
tingkah laku.
4.
Teori
Organismik dan Komparatif (Werner)
Perkembangan
menurut Werner mengacu kepada lebih dari sekedar berlalunya waktu, bisa tumbuh
menjadi tua namun tidak berkembang. Selain itu pada peningkatan ukuran, bisa
tumbuh lebih tinggi atau gemuk.
5.
Teori
Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)
Model kognitif
Piaget, dengan asumsi bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep
fungsi dan struktur.
Piaget membagi
skema perkembangan 4 periode utama yang berkorelasi seiring penambahan usia,
yaitu :
1) Periode
Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Pada masa ini, bayi mengorganisasikan skema tindakan fisik, seperti
menghisap, menggenggam, dan memukul untuk menghadapi duni yang muncul
dihadapannya.
2) Tahapan
Pra-operasional
(usia 2-7
tahun)
Pada masa ini,
anak-anak belajar menggunakan symbol-simbol dan pencitraan batiniah tetapi
pemikirannya masih tidak sistematis dan tidak logis.
3) Tahapan
Operasional Konkrit (usia 8-11 tahun)
Pada masa ini, anak-anak mengembangkan
kemampuan berpikir sistematis, tetapi hanya mengacu pada objek dan aktifitas
konkret.
4) Tahapan
Operasional Formal (usia 11 tahun - dewasa)
Pada tahap ini yaitu tahap operasi-operasi
berpikir formal. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir sistematis menurut
rancangan yang murni abstrak dan hipotesis. Dalam tahapan ini, seseorang dapat
memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai.
6.
Teori Tahap Perkembangan Moral (Kohlberg)
Menurut Kohlberg, ada enam tahapan
perkembangan moral pada manusia, yaitu : Tingkat
Pertama Moralitas Prakonvensional, yaitu terdiri dari : tahap 1
kepatuhan dan orientasi hukuman,
dan tahap 2 individualisme dan pertukaran.
Tingkat Kedua, Moralitas Konvensional : tahap 3 hubungan-hubungan antar pribadi yang
baik, tahap 4 memelihara tatanan sosial,
Tingkat
Ketiga, Moralitas Pasca Konvensional : tahap 5 kontrak sosial dan hak-hak individual,
tahap 6 prinsip-prinsip universal.
7.
Teori
Psikoanalitik (Sigmund Freud)
Menurut Sigmund Freud, ada 6 tahapan
perkembangan fisiologis, yaitu :
1) Oral
(usia 0-1 tahun), fase mulut
merupakan daerah pokok aktivitas dinamik atau daerah kepuasan seksual yang
dipilih oleh insting seksual. Makan atau minum menjadi sumber kenikmatannya.
2) Fase
Anal (usia 1-3 tahun), dorongan dan aktivitas gerak individu lebih banyak
terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
3) Fase
Falish (usia 3-5/6 tahun), alat kelamin merupakan daerah perhatian
yang penting dan bahkan
menjadi pendorong aktivitas.
4) Fase
Latent (usia 5/6-12/13 tahun), dorongan-dorongan pertumbuhan cenderung bertahan
bahkan istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
5) Fase
Pubertas (usia 12/13-dewasa), dorongan-dorongan aktif kembali,
kelenjar-kelenjar indoktrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan
kea rah kematangan. Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja.
6) Fase
Genital (usia 20 s/d seterusnya), pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi
tingkah laku seseorang.
8.
Teori
Delapan Tahap Kehidupan Manusia (Erick Erikson)
Menurut Erikson
dalam menggungkapkan teorinya, lebih menyoroti tentang perkembangan sosio
emosional manusia. Secara teoritis ada 8 tahapan kehidupan manusia, yaitu :
1) Oral,
zona utamanya yaitu mulut, mode tahap inkorporasi, memasukkan sesuatu ke dalam dirinya secara pasif namun
sangat mendambakan sesuatu.
2) Anal,
mde tahap ini retensi dan eliminasi, menahan atau melepaskan.
3) Falik
(Odipal), mode utama tahap ini instrusi dengan lewat inisiatif, anak membuat
rencana, menetapkan tujuan dan mempunyai semangat untuk mencapainya.
4) Latensi,
adanya pertumbuhan ego, anak belajar menguasai kemampuan kognitif dan sosial.
5) Pubertas
(Genital), masa remaja yang terganggu dikarenakan adanya konflik dan tuntutan
sosial yang baru.
6) Dewasa
Muda, manusia memperlebar dan memperdalam kapasitas mencintai dan memperhatikan
orang lain. Intinya yaitu mencapai keintiman.
7) Dewasa,
tahapan semangat berbagi vs penyerapan diri dan stagnasi, memproduksikan
hal-hal dan ide-ide kerja.
8) Usia
Senja, penyesuaian fisik maupun sosial yang harus dilakukan oleh para
lansia. (integritas ego vs keputusasaan).
Mata Kuliah : Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M. Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar