PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
A.
Pembelajaran
yang Efektif
Pembelajaran adalah
suatu perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman (Driscoll,
dalam Slavin: 2008). Penyediaan lingkungan pembelajaran yang efektif meliputi
strategi yang digunakan guru untuk menciptakan pengalaman ruang kelas yang positif
dan produktif. Pendekatan terhadap manajemen ruang kelas dan disiplin yang
menekankan pada pencegahan perilaku yang buruk, berdasarkan teori bahwa pengajaran
yang efektif itu sendiri adalah sarana terbaik untuk menghindari persoalan
disiplin. Guru yang mengkaji pelajaran yang menarik dan tertata dengan baik,
yang menggunakan insentif untuk belajar efektif, yang menyesuaikan pengajaran
mereka terhadap tingkat persiapan siswa, dan yang merencanakan dan mengelola
waktu mereka sendiri dengan efektif akan mempunyai sedikit masalah untuk
diatasi.
B.
Dampak
Waktu Pada Pembelajaran
Waktu adalah sumber
daya terbatas disekolah. Sekolah biasanya melakukan pertemuan sekitar 6 jam per
hari selama 180 hari setiap tahun. Waktu untuk kegiatan pendidikan dapat
diperpanjang melalui penugasan pekerjaan rumah, tetapi waktu total yang
tersedia untuk pengajaran pada dasarnya ditentukan. Banyak alokasi waktu yang
hilang. Oleh karena itu, metode memaksimalkan alokasi waktu meliputi, mencegah
awal pengajaran yang terlambat dan pengakhiran dini, mencegah gangguan,
menangani prosedur rutin dengan mulus dan cepat, menimalkan waktu yang
dihabiskan untuk disiplin, dan menggunakan waktu sibuk dengan dengan efektif.
C.
Menciptakan
Lingkungan Pembelajaran yang Kondusif
Lingkungan pembelajaran
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan
mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Lingkungan belajar dapat
diciptakan sedemikian rupa, sehingga dapat memfasilitaskan anak dalam
melaksanakan kegiatan belajar. Adanya lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang ada
disekitar siswa belajar berupa sarana fisik baik yang ada dilingkup sekolah.
Lingkungan sosial merupakan pola interaksi yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Menurut Mulyasa (2006), dalam upaya menciptakan lingkungan
pembelajaran yang kondusif bagi anak, guru harus dapat memberikan kemudahan
belajar kepada siswa, menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang
memadai, menyampaikan materi belajar, dan strategi pembelajaran yang
memungkinkan siswa belajar.
D.
Komunikasi
Efektif Antara Guru dengan Siswa
Mengelola kelas dan
memecahkan konflik dalam pembelajaran secara konstruktif membutuhkan
keterampilan komunikasi yang baik. Menurut Santrock (2008), terdapat tiga aspek
utama dari komunikasi dalam pembelajaran, yaitu keterampilan berbicara,
mendengar dan komunikasi nonverbal. Berbicara di hadapan kelas dan di hadapan
siswa harus dapat mengkomunikasikan informasi secara jelas. Kejelasan dalam
berbicara penting agar pengajaran yang dilakukan oleh guru dan proses belajar
yang diikuti siswa dapat berjalan responsive. Seorang guru dapat menggunakan
strategi di bawah ini untuk interaksi dengan siswa dan melatihkan keterampilan
siswa dalam mendengar aktif :
1.
Memberi perhatian cermat pada orang yang
sedang berbicara, gunakan kontak mata, isyarat condong badan kepada orang yang
sedang berbicara.
2.
Melakukan parafrasa, menyatakan kembali
kalimat yang baru saja dikatakan orang lain dengan menggunakan kalimat sendiri.
3.
Mensistensikan tema dan pola, meringkas
tema utama dan perasaan pembicara yang disampaikan dalam percakapan panjang.
4.
Member umpan balik atau tanggapan dengan
cara yang kompeten, dapat berupa tanggapan verbal atau nonverbal yang membuat
pembicaraan mengerti pencapaian target sasaran persen.
E.
Pembelajaran
Sebagai Sistem
1. Pengertian
dan Kegunaan Sistem
Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas pembelajaran adalah pendekatan
sistem. Melalui pendekatan sistem dapat melihat berbagai aspek yang dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu proses. Menurut Sanjaya (2008), sistem adalah
salah satu kesatuan yang satu sama lain saling terkait dan saling berinteraksi
untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan
yang telah diterapkan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka ada tiga hal
penting yang menjadi karakteristik suatu sistem. Pertama, setiap sistem pasti memiliki tujuan. Kedua, sistem selalu mengandung suatu proses. Ketiga, proses kegiatan dalam suatu sistem selalu melibatkan dan
memanfaatkan berbagai komponen atau unsure-unsur tertentu. Oleh karena itu, suatu
sistem tidak mungkin hanya memiliki satu komponen saja. Sistem memerlukan
dukungan berbagai komponen tang satu sama lain saling berkaitan. Sistem sebagai
tujuan, dan seluruh kegiatan dengan melibatkan dan memanfaatkan setiap komponen
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Faktor-faktor
yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran
a. Faktor
Guru
Guru adalah komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Menurut
Dunkin (dalam Sanjaya, 2008), ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi
kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu :
Teacher
formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua
pengalaman hidup guru menjadi latar belakang sosial mereka. Teacher training experience, meliputi
pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang
pendidikan guru, misal pengalaman latihan professional, tingkat pendidikan,
pengalaman jabatan, dsb. Teacher
properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki oleh guru.
b. Faktor
Siswa
Siswa adalah organisme
yang unik yang berkembang sesuai denagan tahap perkembangannya. Perkembangan
anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan
irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama.
Aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa yang menurut Dunkin disebut pupil formative experience serta faktor
sifat yang dimiliki siswa (pupil
properties). Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin, tempat kelahiran,
tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi sosial, dari keluarga mana siswa
berasal, dan lain-lain. Sedangkan faktor yang dimiliki siswa meliputi kemampuan
dasar pengetahuan dan sikap.
c. Faktor
Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala
sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran,
misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dsb.
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan
sekolah, kamar kecil, dsb. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru
dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.
d. Faktor
Lingkungan
Dilihat dari dimensi
lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu
faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial psikologis.
3. Komponen-komponen
Sistem Pembelajaran
Strategi atau metode
adalah komponen yang mempunyai fungsi sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian
tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Oleh karena itu, setiap guru perlu
memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
a. Strategi
Pembelajaran
Pengertian strategi
dalam pembelajaran adalah sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Strategi pembelajaran sebagai pola kegiatan pembelajaran
yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik
siswa, kondisi sekolah, lingkungan serta tujuan khusus pembelajaran yang
diinginkan.
b. Strategi,
Model dan Metode Pembelajaran
Konsep strategi
pembelajaran lebih luas daripada model atau teknik pembelajaran. Strategi
pembelajaran terdiri atas metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa
siswa akan benar-benar mencapai tujuan. Metode bersifat prosedural sedangkan
teknik lebih bersifat implementatif.
c. Macam-macam Strategi Pembelajaran
Dalam strategi
pembelajaran siswa aktif dikemukakan banyak sekali strategi atau model yang
bisa diterapkan. Dalam model pembelajaran yang berbasis pada kompetensi siswa
antara lain ; (1) model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and
learning), (2) model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), (3) model
pembelajaran tuntas (mastery learning), (4) model pembelajaran berdasarkan
masalah (problem based learning) dan pembelajaran berdasarkan proyek (projeck
based learning), (5) model pembelajaran berbasis komputer (CBI/CAI), (6) model
pembelajaran teknik (thematic learning).
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M. Pd
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M. Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar