PERANAN GURU DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Kurikulum
memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni kurikulum sebagai dokumen dan
kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai sebuah dokumen kurikulum berfungsi
sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai implementasi adalah realisasi
dari pedoman tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan salah satu
faktor penting dalam implementasi kurikulum.
Dalam
Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, proses pembelajaran dirancang berpusat pada
peserta didik (student centered active learning), tidak lagi berpusat
pada guru (teacher centered learning). Selain itu, sifat pembelajaran
yang kontekstual artinya, guru tidak hanya beracuan pada buku teks saja tetapi
juga harus mampu mengkaikan materi yang disampaikannya secara kontekstual.
Selain
itu, rancangan kurikulum 2013 bersifat sentralistik, dimana pemerintah pusat
dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat
satuan pendidikan. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku
teks dan pedoman, termasuk penyusunan silabus dan RPP.
Karena
semua komponen kurikulum sudah diatur oleh pemerintah, maka guru perlu
menyesuaikan diri (beradaptasi) agar implementasi kurikulum 2013 dapat
terlaksana dengan baik. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh
menuturkan untuk menghadapi penerapan Kurikulum 2013 ini, guru harus mengikuti
pelatihan cara mengajar yang mesti dijalani selama 52 jam. Waktu pelatihan 52
jam ini hanya pelatihan awal saja, ke depannya ada model pendampingan dalam
pelaksanaan guru mengajar.
Pelatihan
tahap awal ini lebih dititikberatkan pada pelatihan metode pembelajaran
Kurikulum 2013 dengan mengedepankan aspek pembelajaran sesuai tujuan kurikulum.
Guru diharapkan bisa menjadikan pembelajaran di kelas bukan hal yang
membosankan bagi siswa; penyampaian pelajaran yang bukan satu arah; adanya
aktivitas peserta didik untuk bisa mengembangkan potensi dirinya; kepahamaan
akan ilmu yang dikuasai siswa yang berguna untuk hidup dia kelak; penggunaan
sarana dan prasarana dalam melaksanakan pembelajaran; memahami bahwa guru
adalah agen perubahan yang membentuk siswa lebih menjadi sosok yang bisa
mengembangkan diri tanpa dicekoki oleh sistem hafalan dan target nilai.
Adapun
pelatihan pengajar untuk Kurikulum 2013 ini terdiri dari tiga jenjang, instruktur
nasional, guru inti, dan guru massal. Untuk pelatihan guru massal rencana
dilaksanakan selama liburan panjang akhir tahun pelajaran (Mei hingga Juni).
Hal ini karena pada akhir tahun pelajaran, sekolah/kelas yang kosong bisa
diberdayakan untuk pelatihan karena masa liburan sekolah. Selanjutnya, metode
pelatihan 52 jam terbagi dalam 33 jam pertemuan tatap muka dan 19 jam pertemuan
mandiri terbimbing untuk guru di semua jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK.
Paket 52 jam pelatihan lebih ditekankan pada penguasaan konsep dan prinsip
kurikulum 2013 dan tentunya penerjemahan bagaimana aplikasinya di lapangan.
Jika
melihat pada sejarah pemberlakuan kurikulum sebelumnya, memang secara teoretis
kurikulum ini semuanya bertujuan baik. Namun, permasalahan yang kerap terjadi
dimana harapan kurikulum dan kenyataan di lapangan seringkali tidak sesuai.
Guru memang ujung tombak agen perubahan, namun guru tidak serta merta dapat
adaptif terhadap tuntunan perubahan ini. Bagaimanapun harus ada keseriusan dan
kesinambungan bahwa guru bukan satu-satunya sosok penanggung jawab sentral akan
keberhasilan Kurikulum 2013. Hal ini karena penerapan sistem pendidikan
nasional adalah mata rantai dimana dibutuhkan "kerja sama tim" yang
padu. Jangan sampai pendidikan akan kembali seperti labirin, dimana apapun
kurikulumnya, masalahnya itu-itu juga. Sudah waktunya bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang fokus menggarap pendidikan sebagai sumber peradaban penting
bagi terbentuknya insan-insan yang mampu menghadapi tuntutan zaman yang serba
cepat ke arah perubahan yang lebih baik.
Jika
guru sudah memahami dan mampu mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik,
maka diharapkan akan dihasilkan output pendidikan yang kompeten.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan jurnal ini, dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peranan penting
dalam implementasi kurikulum 2013, karena guru yang berinteraksi langsung
dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Namun, guru bukan
satunya-satunya pihak yang bertanggung jawab dalam keberhasilan sebuah
kurikulum. Karena kurikulum dapat terlaksana dengan baik jika ada kesatuan dan
kesinambungan antara komponen-komponennya.
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M. Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar