KONSEP-KONSEP DASAR
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
·
Psikologi pendidikan merupakan cabang
dari psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam konteks
pendidikan.
·
Psikologi pendidikan merupakan psikologi
khusus.
·
Psikologi pendidikan merupakan psikologi
terapan, diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah psikolgis dalam praktik
pendidikan.
B. HUBUNGAN
PSIKOLOGI DENGAN PENDIDIKAN
·
Mendidik berarti membantu peserta didik
agar mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan. Peserta didik merupakan makhluk
bio-psiko-sosio-spiritual. Aspek psikologis tidak dapat diabaikan
dalam proses pendidikan. Pendidikan dilakanakan berdasarkan :
landasan filosofis, psikologis, sosio-kutural, & teknologis.
DEFINISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN
·
Menurut F.H. Phenix
“Education is the
process whereby persons intentianally guide the development of persons”
·
Menurut Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah
tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak2, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
·
Menurut TAP MPR NO. V/MPR/1973
Pendidikan pada
hakikatnya adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah.
·
Menurut UU RI No. 2 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
C. TOKOH-TOKOH
YANG BERJASA THD PERKEMB. PSIKOLOGI PENDIDIKAN
1. DEMOCRITUS
a. In
the fifth century B.C., Democritus, for example, wrote on the advantages
conferred by schooling and the influence of the home on learning
(Watson, 1961).
b. (Pada
abad ke-5 sebelum masehi, sebagai contoh,
Democritus menulis tentang
man-faat - manfaat tindakan oleh sekolah
dan pengaruh lingkungan rumah pada keberha-silan belajar individu)
2. PLATO & ARISTOTELES
A
century later, Plato and Aristotle discussed the
following educational psychology topics (Adler, 1952; Watson, 196 1 ) : the
kinds of education appropriate to different kinds of people; the training of
the body and the cultivation of psychomotor skills; the formation of good
character; the possibilities and limits of moral education; the effects of
music, poetry, and the other arts on the development of the individual; the role
of the teacher; the relations between teacher and student; the means and
methods of teaching; the nature of learning; the order of learning; affect and
learning; and learning apart from a teacher.
Pada
abad ke-4 sebelum masehi, Plato and Aristoteles berdikusi tentang
topik-topik psikologi pendidikan :
a. Jenis-jenis
pendidikan yang sesuai berdasar-kan perbedaan-perbedaan peserta didik;
b. Latihan-latihan
jasmani dan pengembangan keterampilan psikomotor;
c. Bentuk-bentuk
karakter yang baik;
d. Kemungkinan-kemungkinan
dan keterbatasan- keterbatasan pendidikan moral;
e. Efek
dari musik, puisi, dan seni-seni lainnya pada perkembangan individu;
f. Peranan
guru;
g. Relasi
antara guru dengan siswa;
h. Alat-alat
dan metoda mengajar;
i.
Jenis-jenis aktivitas belajar;
j.
Prinsip-prinsip belajar;
k. Afeksi
dan belajar;
l.
Belajar terlepas dari guru.
3. JOHAN
AMOS COMENIUS (1592-1671, Seorang ahli pendidikan dari Cekho).
–
Anak jangan dianggap sbg miniatur orang
dewasa;
–
Pembelajaran hendaknya dapat menarik
perhatian anak, lakukanlah dg menggunakan alat peraga sehingga anak dapat
mengamati, mengalami, dan menyelidiki.
4. JEAN
JAQUES ROUSSEAU (1712-1778, seorang pemikir dari Perancis).
–
“Segala-galanya baik ketika datang dari
tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam tangan manusia.
–
Campur tangan orang tua/orang dewasa
thd. Perkembangan anak dapat menimbulkan masalah jika hal itu tidak dilakukan
dengan hati-hati.
–
Para pendidik hendaknya membekali
dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik.
5. J.P.
PESTALOZZI (1746 – 1872, seorang pendidik dari Swiss)
–
Ia berusaha meningkatkan pendidikan di
masyarakat dgn cara mengutamakan pendidikan bagi anak-anak.
–
Ia menganjurkan agar pendidikan untuk
anak disesuaikan dgn perkembangan jiwa anak.
–
Ia menyarankan agar proses pembelajaran
didasarkan pada pengalaman, dimulai dari yang paling mudah meningkat ke yang
lebih sulit, sulit, dst.
6. FRIDRICH
FROBEL (1782 – 1852, seorang pendidik dari Jerman)
–
Ia mendirikan Kinder Garten (taman
kanak-kanak).
–
Menurut Frobel, taman kanak-kanak
merupa-kan tempat bagi anak-anak untuk bermain, bernyanyi, melatih daya cipta,
dan menger-jakan pekerjaan tangan secara bersama.
7.
JOHANN FRIEDRICH HERBART ( 1776-1841)
Herbartians (para murid
Herbart) mengu-sulkan konsep mengajar
dengan mema-kai kemajuan logis proses belajar. Mere-ka mengemukakan 5 langkah
mengajar materi apa saja, yaitu (1) Persiapan, (2) Menyajikan materi, (3)
Perbandingan, (4) Generalisasi, (5) Aplikasi.
D. KONTRIBUSI
PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN
1. Kontribusi
Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Kurikulum
·
Kurikulum adalah seperangkat pengalaman
belajar yang direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan.
·
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
mem-pertimbangkan
aspek-aspek : (1) karakteristiik psikologis peserta didik; (2) kemampuan
peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks; (2) pengalaman
belajar siswa; (3) hasil belajar (learning outcomes), dan (4)
standarisasi kemampuan siswa.
·
Penyusunan buku ajar (sumber belajar) didasarkan pada segi-segi
psikologis peserta didik.
2. Kontribusi
Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Program Pendidikan, dalam hal :
·
Pengembangan program pendidikan,
misalnya penyusunan jadwal pelajaran, jadwal ujian, dst. tidak bisa lepas dari
aspek psikologis peserta didik;
·
Penentuan jurusan atau program;
·
Pengembangan program harus mengacu pada
upaya pengembangan kemampuan potensial peserta didik.
3. Kontribusi
Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Sistem Pembelajaran, dalam hal :
·
Pemilihan teori belajar yg akan diaplikasi-kan sesuai usia dan perkembangan anak;
·
Pemilihan model-model pembelajaran;
·
Pemilihan media dan alat bantu dalam pembelajaran;
·
Penentuan alokasi waktu belajar dan
pembelajaran.
4. Kontribusi
Psikologi Pendidikan Bagi Sistem Evaluasi, antara lain dalam hal :
·
Penentuan teknik evaluasi (teknik tes
atau teknik non tes);
·
Penentuan jenis tes (lisan, tulis, dan
perbuatan, serta objektif atau subjektif);
·
Penentuan mengenai waktu pelaksa-naan evaluasi.
E. TEKNIK-TEKNIK
MEMAHAMI PERILAKU DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
1. Teknik
Tes : Dilakukan dengan alat yang valid dan reliabel; dilakukan dengan mengikuti
aturan tertentu; dipilih untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan akademik,
bakat, minat, kecerdasan;
2. Teknik
Non Tes : Dilakukan dengan alat tertentu, misalnya kuesioner, pedoman
wawancara, pedoman observasi,
dst; dipilih untuk mengumpulkan data mengenai fakta ataupun opini; teknik non
tes terdiri dari : observasi, wawancara, kuesioner, sosiometri, analisis karya,
biografi, dst.
Tugas ini disusun untuk memenuhi :
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar