Kamis, 14 Mei 2015

Psikologi Pendidikan



KONSEP-KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A.    PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
·         Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam konteks pendidikan.
·         Psikologi pendidikan merupakan psikologi khusus.
·         Psikologi pendidikan merupakan psikologi terapan, diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah psikolgis dalam praktik pendidikan.

B.     HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN PENDIDIKAN
·                   Mendidik berarti membantu peserta didik agar mereka dapat berkembang secara optimal sesuai  dengan tujuan pendidikan. Peserta didik merupakan makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. Aspek psikologis tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan. Pendidikan dilakanakan berdasarkan : landasan filosofis, psikologis, sosio-kutural, & teknologis.

DEFINISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN
·         Menurut F.H. Phenix
“Education is the process whereby persons intentianally guide the development of persons”
·         Menurut Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak2, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
·         Menurut TAP MPR NO. V/MPR/1973
Pendidikan pada hakikatnya adalah  usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah.
·         Menurut UU RI No. 2 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

C.     TOKOH-TOKOH YANG BERJASA THD PERKEMB. PSIKOLOGI PENDIDIKAN
1.      DEMOCRITUS
a.       In the fifth century B.C., Democritus, for example, wrote on the advantages conferred by schooling and the influence of the home on learning (Watson, 1961).
b.      (Pada abad ke-5 sebelum masehi, sebagai contoh,  Democritus  menulis tentang man-faat - manfaat tindakan  oleh  sekolah  dan pengaruh lingkungan rumah pada keberha-silan belajar individu)
2.      PLATO  & ARISTOTELES 
       A century later, Plato and Aristotle discussed the following educational psychology topics (Adler, 1952; Watson, 196 1 ) : the kinds of education appropriate to different kinds of people; the training of the body and the cultivation of psychomotor skills; the formation of good character; the possibilities and limits of moral education; the effects of music, poetry, and the other arts on the development of the individual; the role of the teacher; the relations between teacher and student; the means and methods of teaching; the nature of learning; the order of learning; affect and learning; and learning apart from a teacher.
Pada abad ke-4 sebelum masehi, Plato and Aristoteles berdikusi tentang topik-topik psikologi pendidikan :
a.       Jenis-jenis pendidikan yang sesuai berdasar-kan perbedaan-perbedaan peserta  didik;
b.      Latihan-latihan jasmani dan pengembangan keterampilan psikomotor;
c.       Bentuk-bentuk karakter yang baik;
d.      Kemungkinan-kemungkinan dan keterbatasan- keterbatasan pendidikan moral;
e.       Efek dari musik, puisi, dan seni-seni lainnya pada perkembangan individu;
f.       Peranan guru;
g.      Relasi antara guru dengan siswa;
h.      Alat-alat dan metoda mengajar;
i.        Jenis-jenis aktivitas belajar;
j.        Prinsip-prinsip belajar;
k.      Afeksi dan belajar;
l.        Belajar terlepas dari guru.
3.      JOHAN AMOS COMENIUS (1592-1671, Seorang ahli pendidikan dari Cekho).
        Anak jangan dianggap sbg miniatur orang dewasa;
        Pembelajaran hendaknya dapat menarik perhatian anak, lakukanlah dg menggunakan alat peraga sehingga anak dapat mengamati, mengalami, dan menyelidiki.
4.      JEAN JAQUES ROUSSEAU (1712-1778, seorang pemikir dari Perancis).
        “Segala-galanya baik ketika datang dari tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam tangan manusia.
        Campur tangan orang tua/orang dewasa thd. Perkembangan anak dapat menimbulkan masalah jika hal itu tidak dilakukan dengan hati-hati.
        Para pendidik hendaknya membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik.
5.      J.P. PESTALOZZI (1746 – 1872, seorang pendidik dari Swiss)
        Ia berusaha meningkatkan pendidikan di masyarakat dgn cara mengutamakan pendidikan bagi anak-anak.
        Ia menganjurkan agar pendidikan untuk anak disesuaikan dgn perkembangan jiwa anak.
        Ia menyarankan agar proses pembelajaran didasarkan pada pengalaman, dimulai dari yang paling mudah meningkat ke yang lebih sulit, sulit, dst.
6.      FRIDRICH FROBEL (1782 – 1852, seorang pendidik dari Jerman)
        Ia mendirikan Kinder Garten (taman kanak-kanak).
        Menurut Frobel, taman kanak-kanak merupa-kan tempat bagi anak-anak untuk bermain, bernyanyi, melatih daya cipta, dan menger-jakan pekerjaan tangan secara bersama.
7.      JOHANN FRIEDRICH HERBART ( 1776-1841)
Herbartians (para murid Herbart) mengu-sulkan konsep mengajar dengan mema-kai kemajuan logis proses belajar. Mere-ka mengemukakan 5 langkah mengajar materi apa saja, yaitu (1) Persiapan, (2) Menyajikan materi, (3) Perbandingan, (4) Generalisasi, (5) Aplikasi.

D.    KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI  PENDIDIKAN
1.      Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Kurikulum
·         Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
·         Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mem-pertimbangkan aspek-aspek : (1) karakteristiik psikologis peserta didik; (2) kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks; (2) pengalaman belajar siswa; (3) hasil belajar (learning outcomes), dan (4) standarisasi kemampuan siswa.
·         Penyusunan buku ajar (sumber belajar) didasarkan pada segi-segi psikologis peserta didik.
2.      Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Program Pendidikan, dalam hal :
·         Pengembangan program pendidikan, misalnya penyusunan jadwal pelajaran, jadwal ujian, dst. tidak bisa lepas dari aspek psikologis peserta didik;
·         Penentuan jurusan atau program;
·         Pengembangan program harus mengacu pada upaya pengembangan kemampuan potensial peserta didik.
3.      Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Sistem Pembelajaran, dalam hal :
·         Pemilihan teori belajar yg akan diaplikasi-kan sesuai usia dan perkembangan anak;
·         Pemilihan model-model pembelajaran;
·         Pemilihan media dan alat bantu dalam pembelajaran;
·         Penentuan alokasi waktu belajar dan pembelajaran.
4.      Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Sistem Evaluasi, antara lain dalam hal :
·         Penentuan teknik evaluasi (teknik tes atau teknik non tes);
·         Penentuan jenis tes (lisan, tulis, dan perbuatan, serta objektif atau subjektif);
·         Penentuan mengenai waktu pelaksa-naan evaluasi.

E.     TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
1.      Teknik Tes : Dilakukan dengan alat yang valid dan reliabel; dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu; dipilih untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan akademik, bakat, minat, kecerdasan;
2.      Teknik Non Tes : Dilakukan dengan alat tertentu, misalnya kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dst; dipilih untuk mengumpulkan data mengenai fakta ataupun opini; teknik non tes terdiri dari : observasi, wawancara, kuesioner, sosiometri, analisis karya, biografi, dst. 



Tugas ini disusun untuk memenuhi :
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd








  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar