Perkembangan
Peserta Didik
Perkembangan
adalah perubahan yang mengacu kepada karakterisitik yang khas dari gejala
fisik atau psikis kearah yang lebih maju, lebih tinggi yang berjalan secara
berkesinambungan atau terus menerus yang berasal dari proses kematangan dan
pengalaman.
Peserta
Didik adalah orang atau anggota masyarakat yang terkait dalam proses
pedidikan selama hidupnya yang bermaksud untuk mengembangkan potensi dirinya
melalui pendidikan yang berjenjang.
A. Perkembangan
Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik
a)
Pengertian Aspek Kognitif
Aspek
Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui,
memecahkan masalah, menilai dan mempertimbangkan suatu permasalahan.
Menurut Bloom (1956) domain kognitif terbagi atas 6 bagian
yaitu :
1. Pengetahuan
(knowledge), mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari
dari yang sederhana sampai pada teori yang sukar.
2. Pemahaman
(comprehension), mengacu kepada kemampuan memahami makna materi.
3. Penerapan
(application), mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang
sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan
prinsip.
4. Analisis
(analysis), mengacu kepada kemampuan menguraikan materi ke dalam
komponen-komponen atau faktor-faktor penyebabnya agar dapat lebih dimengerti.
5. Sintesa
(evaluation), mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen
sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
6. Evaluasi
(evaluation), mengacu kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai
materi untuk tujuan tertentu.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan
berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu, mengingat sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut.
b)
Pengertian
Aspek Afektif
Aspek Afektif adalah aspek yang mencakup watak, perasaan
dan pikiran – pikiran perilaku seseorang.
Menurut
Bloom (1956) aspek afektif dibagi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima
jenjang, yaitu:
1. Menerima
atau memperhatikan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus)
dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan
lain-lain. Misalnya kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol
dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
2. Menanggapi
mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara
aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara.
3. Menilai
atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap
suatu kegiatan, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan
membawa kerugian atau penyesalan. Dalam kaitan proses belajar mengajar, peserta
didik disini tidak hanya menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah
berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk.
4. Mengatur
atau mengorganisasikan artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk
nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau
mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem
organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain.
5. Karakterisasi
dengan suatu nilai atau komplek nilai yakni keterpaduan semua sistem nilai yang
telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya.
c)
Pengertian
Aspek Psikomotorik
Aspek
psikomotorik berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan untuk bertindak. Aspek Psikomotorik adalah kelanjutan dari kognitif
(memahami sesuatu) dan afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku).
B. Potensi
Perkembangan Moral dan Emosional
a)
Apek Perkembangan Potensi Moral
Salah
satu pendidikan yang mengarah pada tujuan pendidikan dasar tersebut adalah
pendidikan moral. Moral dapat diartikan sebagai ajaran kesusilaan. Sedangkan
penggunaan kata “moralitas” berarti hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan
(Piaget didalam Sinolungan, 1997).
b)
Aspek Perkembangan Emosional
Emosi
adalah setiap keadaan pada diri seseorang dan berhubungan dengan kondisi
afektifnya dengan tingkatan yang lemah maupun yang kuat. Keadaan afektif
yang dimaksud adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi
suatu situasi tertentu, seperti rasa senang, bahagia, benci, kangen, terkejut,
tidak puas, tidak senang dan sebagainya (Yusuf Syamsu, 2006).
Keadaan
emosi pada setiap anak berbeda, kadang ada anak yang dapat mengontrol sehingga
emosinya tidak tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda fisiknya.
C. Aspek
Perkembangan Sosial dan Bahasa
a)
Aspek Perkembangan Sosial
Perkembangan
sosial diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan kerja sama.
Kemampuan
sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan
orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah
dirasakan sejak anak memasuki usia 6 (enam) bulan. Disaat itu mereka telah
mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat dengan dirinya yaitu ibu atau
anggota keluarga yang lain.
b)
Aspek perkembangan Bahasa
Hasil
penelitian para ahli psikologi perkembangan, perkembangan bahasa adalah
kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan, gramatikal, dan etika
pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur
kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan kemampuan berbahasa
individu menunjukkan perkembangan bahasa individu yang bersangkutan.
Tugas
ini disusun untuk memenuhi :
Mata
Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen
: Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar