Selasa, 26 Mei 2015

Perkembangan Manusia


PERKEMBANGAN MANUSIA
(Human Development)

A.    Definisi Perkembangan
Perkembangan manusia tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhannya. Pertumbuhan adalah sesuatu yang menyangkut materi jasmaniah. Menurut Robert E. Slavin (2008) istilah perkembangan merujuk pada bagaimana orang tumbuh menyesuaikan diri, dan perubahan sepanjang perjalanan hidup mereka melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional, perkembangan kognitif serta perkembangan bahasa. Menurut Akhmad Sudrajat mengemukakan perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan sistematis, progresif, berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayat menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya. Secara sederhana Chaplin (2002) mendefinisikan perkembangan sebagai berikut : (1) perubahan  berkesinambungan dan progresif dari lahir hingga mati, (2) adanya pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari jasmani ke fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

B.      Teori-teori Perkembangan
1.      Teori Awal : Preformasionisme (John Locke dan JJ. Rousseau)
Dalam teori Preformasionisme berangkat dari pandangan bahwa anak-anak sebagai makhluk yang berbentuk utuh, sebuah miniature orang dewasa.
J.J. Rousseau, membagi 5 tahapan perkembangan, fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia yaitu, (1) Masa Bayi (usia 0-2 tahun), bayi mengalami dunia langsung lewat inderanya. Mereka tidak mengetahui idea tau pemikiran apapun, mereka hanya sekedar merasakan rasa enak dan rasa tidak enak, meski demikian bayi sangat aktif, penuh rasa ingin tahudan cepat sekali belajar. Dalam masa ini bayi-bayi mulai mendapatkan sebuah bahasa, mengenal tentang rasa : keras, lembut, panas, dingin dan sebagainya. (2) Masa Anak-anak (usia 2-12 tahun), anak mulai mendapatkansebuah independensi baru, bisa berjalan, makan berjalan dan berlari sendiri, dan ini dilakukan dengan cara mereka sendiri. Selama tahapan ini terikat pada gerakan tubuh dan indera. Pikiran ditahan ini secara ekstrim masih melekat kepada hal-hal yang kongkrit. (3) Masa Kanak-kanak Akhir (usia 12-15 tahun), tahap ini adalah masa transisi antara kanak-kanak dan dewasa, anak-anak memperoleh sebagian besar kekuatan fisik dan membuat kemajuan yang substansial pada ranah kognitif. Mereka belum mampu memikirkan persoalan yang murni teoritis dan verbal. Karena itu latihan kognitif yang terbaik bagi mereka adalah mengerjakan tugas-tugas kongkrit. (4) Masa Dewasa (usia 15-20 tahun), adalah masa dimana anak sepenuhnya menjadi makhluk sosial, dimulai dari pubertas. Dalam fase ini sering mengalami ketegangan dalam jiwa, (5) Masa Pematangan (setelah umur 20 tahun) dalam tahap ini, perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Pada tahap ini individu  mulai dapat membedakan adanya tiga macam tujuan hidup pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, atau pemuasaan keinginan masyarakat.
2.      Teori Pendewasaan/Kematangan (Gesell)
Gesell merupakan orang yang pertama kali dikenal dalam mengembangkan tes kecerdasa bayi, pertumbuhan dan perkembangan anak. Prinsip-prinsip perkembangan dapat dikelompokkan menjadi tiga wilayah, yaitu (a) Jalinan Timbal Balik, yaitu manusia dibangun di atas dasar yang bersifat bilateral dan mencirikan perkembangan kepribadian. (b) Asimetri Fungsioanal, merupakan penyeimbang dualisme sifat manusia, namun jarang diperoleh keseimbangan sempurna atau simetris. (c) Pengaturan Diri, yaitu kemampuan mengatur perkembangannya sendiri.
3.      Teori Etologis (Charles Darwin)
Pada esensinya teori Darwin mengacu pada sebauh spesies dan seleksi alam. Bahwa seleksi alam diaplikasikan bukan hanya pasa sifat-sifat fisik namun juga beragam jenis tingkah laku.
4.      Teori Organismik dan Komparatif (Werner)
Perkembangan menurut Werner mengacu kepada lebih dari sekedar berlalunya waktu, bisa tumbuh menjadi tua namun tidak berkembang. Selain itu pada peningkatan ukuran, bisa tumbuh lebih tinggi atau gemuk.
5.      Teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)
Model kognitif Piaget, dengan asumsi bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep fungsi dan struktur.
Piaget membagi skema perkembangan 4 periode utama yang berkorelasi seiring penambahan usia, yaitu :
1)      Periode Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Pada masa ini, bayi mengorganisasikan skema tindakan fisik, seperti menghisap, menggenggam, dan memukul untuk menghadapi duni yang muncul dihadapannya.
2)      Tahapan Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada masa ini, anak-anak belajar menggunakan symbol-simbol dan pencitraan batiniah tetapi pemikirannya masih tidak sistematis dan tidak logis.  
3)      Tahapan Operasional Konkrit (usia 8-11 tahun)
Pada masa ini, anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, tetapi hanya mengacu pada objek dan aktifitas konkret.
4)      Tahapan Operasional Formal (usia 11 tahun - dewasa)
Pada tahap ini yaitu tahap operasi-operasi berpikir formal. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir sistematis menurut rancangan yang murni abstrak dan hipotesis. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai.
6.      Teori Tahap Perkembangan Moral (Kohlberg)
Menurut Kohlberg, ada enam tahapan perkembangan moral pada manusia, yaitu : Tingkat Pertama Moralitas Prakonvensional, yaitu terdiri dari : tahap 1 kepatuhan dan orientasi hukuman, dan tahap 2 individualisme dan pertukaran. Tingkat Kedua, Moralitas Konvensional : tahap 3 hubungan-hubungan antar pribadi yang baik, tahap 4 memelihara tatanan sosial, Tingkat Ketiga, Moralitas Pasca Konvensional : tahap 5 kontrak sosial dan hak-hak individual, tahap 6 prinsip-prinsip universal.
7.      Teori Psikoanalitik (Sigmund Freud)
Menurut Sigmund Freud, ada 6 tahapan perkembangan fisiologis, yaitu :
1)      Oral (usia 0-1 tahun), fase mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamik atau daerah kepuasan seksual yang dipilih oleh insting seksual. Makan atau minum menjadi sumber kenikmatannya.
2)      Fase Anal (usia 1-3 tahun), dorongan dan aktivitas gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
3)      Fase Falish (usia 3-5/6 tahun), alat kelamin merupakan daerah  perhatian yang  penting dan bahkan menjadi pendorong aktivitas.
4)      Fase Latent (usia 5/6-12/13 tahun), dorongan-dorongan pertumbuhan cenderung bertahan bahkan istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
5)      Fase Pubertas (usia 12/13-dewasa), dorongan-dorongan aktif kembali, kelenjar-kelenjar indoktrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kea rah kematangan. Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja.
6)      Fase Genital (usia 20 s/d seterusnya), pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.
8.      Teori Delapan Tahap Kehidupan Manusia (Erick Erikson)
Menurut Erikson dalam menggungkapkan teorinya, lebih menyoroti tentang perkembangan sosio emosional manusia. Secara teoritis ada 8 tahapan kehidupan manusia, yaitu :
1)      Oral, zona utamanya yaitu mulut, mode tahap inkorporasi, memasukkan sesuatu ke dalam dirinya secara pasif namun sangat mendambakan sesuatu.
2)      Anal, mde tahap ini retensi dan eliminasi, menahan atau melepaskan.
3)      Falik (Odipal), mode utama tahap ini instrusi dengan lewat inisiatif, anak membuat rencana, menetapkan tujuan dan mempunyai semangat untuk mencapainya.
4)      Latensi, adanya pertumbuhan ego, anak belajar menguasai kemampuan kognitif dan sosial.
5)      Pubertas (Genital), masa remaja yang terganggu dikarenakan adanya konflik dan tuntutan sosial yang baru.
6)      Dewasa Muda, manusia memperlebar dan memperdalam kapasitas mencintai dan memperhatikan orang lain. Intinya yaitu mencapai keintiman.
7)      Dewasa, tahapan semangat berbagi vs penyerapan diri dan stagnasi, memproduksikan hal-hal dan ide-ide kerja.
8)      Usia Senja, penyesuaian fisik maupun sosial yang harus dilakukan oleh para lansia. (integritas ego vs keputusasaan).

Mata Kuliah  : Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M. Pd

PBSI: Struktur Fonologi dan Morfologi


STRUKTUR FONOLGI
BAHASA INDONESIA

Struktur
Struktur adalah susunan unsur-unsur bahasa dengan pola yang teratur.
A.    Fonologi
Fonologi adalah system bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Fonologi dibagi menjadi dua bagian yaitu fonetik dan fonemik 
Fonetik adalah ilmu bahasa yang mempelajari bunyi dan tidak melihat fungsinya sebagai pembeda.
Macam-macam Fonetik :
a.       Fonetik Arikulatoris, yang mempelajari posisi dan gerakan bibir, lidah dan organ-organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi bahasa.
b.      Fonetik Akustik, yang mempelajari gelombang suara dan bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia.
c.       Fonetik Auditori, yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara. 
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa dan melihat fungsinya sebagai pembeda arti.
B.     Fonem
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna.
Fonemisasi adalah usaha untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut.
34    Fonem Bahasa Indonesia :
a.       Fonem vokal (tunggal)  6 buah : /a/,/i/,/u/,/e/,/e`/,/o/
b.      Fonem Vokal (rangkap) diftong 3 buah : /au/,/ai/,/oi/
c.       Fonem konsonan 25 buah :
/b/,/c/,/d/,/f/,/g/,/h/,/j/,/k/,/l/,/m/,/n/,/p/,/q/,/r/,/s/,/t/,/v/,/w/,/x/,/y/,z/,/ny,/ng/,/sy,/kh/
·         Secara Fonetis ada tiga cara mempelajari Bahasa, yaitu :
1.      Mekanisme alat bicara dalam menghasilakan bunyi bahasa.
2.      Mekanisme alat pendengaran dalam menerima bunyi bahasa.
3.      Gelombang bunyi yang meliwati udara bebas.
·         Fonem vokal dihasilkan tergantung dari beberapa hal :
1.      Posisi bibir
2.      Tinggi rendahnya lidah
3.      Maju mundurnya lidah
·         Jenis-jenis vocal :
1.      Vokal depan
2.      Vokal tinggi
3.      Vokal rendah
4.      Vokal bundar
5.      Vokal tak bundar
6.      Vokal sempit
7.      Vokal lapang

STRUKTUR MORFOLOGI
BAHASA INDONESIA


A.    Morfologi
Morfologi adalah bagian dari tata bahasa, yang membahas tentang bentuk-bentuk kata. Morfologi mempelajari seluk beluk bentuk serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi sematik.
B.     Morfem
Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna, secara relatif stabil dan tidak dibagi atas bagian bermakna lebih kecil
Jenis Morfem
-    Morfem bebas adalah morfem yang mempunyai potensi untuk berdiri sendiri sebagai kata dan dapat langsung membentuk kalimat
-    Morfem terikat merupakan morfem yang belum mengandung arti, maka morfem ini belum mempunyai potensi sebagai kata.
     Jenis Morfem Terikat :
1.      Morfem terikat morfologis yakni morfem yang terikat pada sebuah morfem dasar melipti prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks.
2.      Morfem terikat sintaksis yakni morfem dasar yang tidak mampu berdiri sendiri sebagai kata, misalnya dan, dari, di, dan sebagainya.


 Mata Kuliah : Pembelajaran PKn di SD
 Dosen : Dirgantara Wicaksono, M. Pd